Momen Mensos – Minggu, 4 Mei 2025 menjadi saksi langkah konkret pemerintah dalam memerangi kemiskinan melalui pendidikan. Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, melakukan kunjungan kerja ke Sentra Terpadu Kartini di Temanggung, Jawa Tengah, untuk meninjau langsung persiapan Sekolah Rakyat—sebuah inisiatif ambisius yang dirancang untuk memutus rantai kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Sekolah Rakyat: Solusi Radikal untuk Kemiskinan Struktural
Sekolah Rakyat bukan sekadar proyek pendidikan biasa. Ini adalah respons keras terhadap realitas pahit: jutaan anak dari keluarga miskin ekstrem terjebak dalam siklus kemiskinan tanpa jalan keluar. Dengan konsep boarding school, Sekolah Rakyat menyediakan pendidikan gratis, asrama, dan makan tiga kali sehari bagi siswa dari Desil 1—kelompok termiskin dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Gus Ipul menegaskan bahwa program ini bukan hanya tentang mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter. “Sekolah Rakyat tidak saja untuk cerdas tetapi juga mempergunakan ilmu dengan baik, di Sekolah Rakyat diberi pendidikan karakter. Jadi lulusan tidak hanya pandai tetapi mempunyai mahjong, karakter jati diri,” ujarnya lantang.
Temanggung: Pilot Project yang Menjanjikan
Sentra Terpadu Kartini di Temanggung di pilih sebagai lokasi sementara untuk Sekolah Rakyat. Fasilitas yang ada, termasuk gedung dan asrama, sedang di siapkan untuk menampung siswa. Kepala Sentra Kartini, Dewi Suhartini, menyatakan bahwa saat ini sedang di lakukan seleksi kesehatan untuk memastikan tidak ada siswa dengan penyakit menular.
Pendaftaran di Temanggung telah mencapai 129 orang, melebihi kuota awal yang di rencanakan. Hal ini menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat terhadap program ini. Sekolah ini seolah menjadi cahaya baru bagi keluarga yang telah lama terpinggirkan dari akses pendidikan layak.
Penerimaan Siswa: Seleksi Ketat Tanpa Kompromi
Untuk memastikan program ini tepat sasaran, proses seleksi di lakukan dengan ketat dan transparan. Gus Ipul menekankan bahwa penerimaan siswa harus bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). “Basisnya adalah data tunggal sosial ekonomi nasional, setelah itu di cek ke lapangan ramai-ramai, tidak sendiri,” tegasnya penuh tekanan.
Proses verifikasi melibatkan berbagai pihak, termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), RT/RW, kepala desa/lurah, kepala sentra, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Langkah ini di ambil untuk memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar membutuhkan yang dapat mengakses fasilitas Sekolah Rakyat. Tidak ada ruang untuk manipulasi data atau permainan athena 168.
Kurikulum: Pendidikan Holistik untuk Masa Depan
Kurikulum Sekolah Rakyat sedang di godok oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dengan dukungan dari beberapa kementerian lainnya. Program ini di rancang untuk memberikan pendidikan formal yang setara dengan sekolah reguler, di tambah dengan penguatan dalam bidang matematika, coding, dan bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin.
Selain itu, pendidikan karakter menjadi fokus utama, dengan harapan lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas dan etika yang kuat. Mental tangguh dan kesiapan menghadapi tantangan global menjadi fondasi slot kamboja.
Target Ambisius: 5.000 Siswa di Tahun Pertama
Pemerintah menargetkan untuk menerima 5.000 siswa pada tahun ajaran pertama, dengan rencana ekspansi hingga 10.000 atau 15.000 siswa di tahun-tahun berikutnya. Saat ini, 53 lokasi Sekolah Rakyat telah siap beroperasi, dan lebih dari 80 kabupaten/kota sedang dalam proses survei kelayakan.
Program ini di harapkan menjadi langkah konkret dalam upaya pemerintah untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, sekaligus membentuk generasi muda yang siap bersaing dan berdikari. Sekolah Rakyat bukan sekadar bangunan dan kelas—ini adalah senjata dalam perang panjang melawan slot 777.